Senin, 04 April 2016
bersyukur atas segala yang hadir di hari ini adalah suatu yang setiap hari ku lakukan. Bersyukur atas rasa senang dan duka yang sudah digariskan Tuhan dalam takdir saya. Menikmati setiap ujian, pujian, dan kesenangan yang hadir di depan mata. Menciptakan senyuman di tengah lautan kepiluan hidup. Bosan menjadi rasa yang hadir ketika mengingat titik ini. Iri melihat lingkungan yang terseyum terbahak menceritakan hidupnya yang penuh guyonan. Mengeluh sikap yang selalu saya dengar dari mulut-mulut yang tak tahu diri dan tahu bagaimana bersyukur atas hidup mereka. Mereka yang sombong dan selalu menyombongkan diri di depan orang-orang yang sudah muak dengan keangkuhan yang mereka persembahkan. Menyembahkan senyuman tak ikhlas itu lebih baik dari pada menyuguhkan tangisan buaya yang tak berarti dan menyebalkan. Hidup itu bukan digunakan sebagai parodi keangkuhan dan kemunafikkan yang selalu ingin dipedulikan tanpa tahu bagaimana memperdulikan sekitar kita yang masih berusaha berdiri di atas batu tajam pemberian Tuhan mereka. Saya benci, saya muak, saya bosan, saya menangis di atas nasib saya sendiri yang menyakiti saya sendiri dan tentunya akan saya simpan sendiri, karena saya tidak akan pernah butuh mereka yang tak tahu diri.
Langganan:
Komentar (Atom)