Hari yang berat saya lalu kemarin, saat semua menuntut tanpa tahu apa yang menuntut saya. Seolah keegoisan mereka membuat saya harus bersujud dan tunduk dengan segala mantra yang mereka ucapkan. Tuhan... berikan kami hati yang seluas samudra dengan isian kesabaran yang tak terpandang ujungnya. Kali ini saya mengetahui setiap inti dari arti seorang "saudara katanya" ternyta bukan siapa-siapa dan ingat selalu kan terliyang dalam seluruh saraf yang bekerja dalam tubuh ini mereka adalah diktator tanpa perasaan. Bukan Tuhan menciptakan hati dan pikiran harus sejalan, tapi kenapa Engkau wahai manusia yang tak berhati memberikan kejutan yang sangat indah sampai menghancurkan kepercayaan saya tentang arti seorang teman yang kalian sebut saudara. Kalian sungguh makhluk yang tak berdarah. Pengorbanan saya lakukan seakan debu yang terhempas angin tanpa arti dan bekas. Memuakkan memandang wajah yang sok baik dan sok polos dengan semua kebencian kalian dalam balik jas biru dongker yang selalu diagungkan. Ingat kami bukan mesin kami manusia termasuk saya. Dan ingat pula bahwa kami ini bukan boneka yang harus kalian tuntut dengan nama "KOMITMEN"
LOVE HOME
Rabu, 26 November 2014
Rabu, 19 November 2014
MAKALAH SISTEM BELAJAR KEBUT SEMALAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bagi orang yang menggeluti dunia
pendidikan, tidak akan lepas dengan kegiatan belajar, ya sebuah kata kerja
dalam Bahasa Indonesia yang berarti berusaha memeahami sesuatu yang belum kita
ketahui, atau dengan kata lain adalah mempelajari sesuatu hal yang baru untuk
kita pahami dan kita amalakan. Belajar sendiri merupakan hal yang wajib dan tidak bisa diisahkan dlam
artian merupakan komponen dalm dunia pendidikan. Baik bagi pendidik maupun
peserta didik, semuanya masih melakukan bahkan wajib melakukan kegiatan
belajar.walaupun antara kedua halnya melakukan belajar dengn hal berbeda, jika
pendidik belajar untuk mengenali peserta didiknya, sedangkan peserta didik
belajar untuk menerima apa yang disampaikan oleh pendidik mereka.
Bagi setiap bahkan semua peserta didik
baik yang bersekolah maupun yang sudah menyandang nama mahasiswa masih perlu
belajar untuk membantu mereka menyelesaikan masa pendidikan yang mereka tempuh.
Ya, memamng belajar merupakn hal yang wajib dengan kata lain merupakan suatu
kewajiban bagi semua peserta didik tanpa terkecuali. Dalam belajar setiap
peserta didik mempunyai cara tersendiri, walaupun mereka mempelajari hal yang
sama. Perbedaan tersebut terletak pada bagaimana cara mereka atau sistem
belajar yang mereka pakai.
System belajar antar peserta didik akan
berbeda, hal ini dikarenakan setiap peserta didik punya cara sendiri untuk
mempelajari sesuatu (pelajaran) yang menurut mereka itu lebih memudahkan mereka
mamahaminya. System belajar banyak sekali macamnya ada sistem menghafal, ada
sistem belajar analisis, dan seterusnya. Mulai dari system yang biasa seperti
sistem di atas, ada juga sistem yang luar biasa. Mungkin akan timbul pertanyaan
dari pernyataan tersebut, sistem belajar seperti apa yang dikatakan luar biasa
itu? Hal ini bisa terjadi karena sistem ini merupakan sistem yang banyak
diandalkan oleh banyak peserta didik dan merupakan sistem yang dibuat oleh
peserta didik itu sendiri yang mempunyai pesebsi bahwa waktu yang mereka punya
itu tidak hanya digunakan untuk belajar saja.
Sistem tersebut merupakan cara belajar
yang dianggap paling cepat yaitu belajar menjelang ada ujian atau ulangan saja.
Sistem ini biasa dikenal dengan sistem belajar kebut semalam, yang artinya
mempelajari semua materi yang akan diujikan dalam waktu hanya semalam saja.
Jadi belajarnya sangat terburu-buru karena dikejar waktu yang amat sangat
singkat. Menurut para peserta didik sistem ini adalah sitem yang paling efektif
dan efisien di masa sekarang, karena menurut sebagian dari mereka beranggapan
bahwa waktu mereka itu tidak hanya untuk belajar saja tapi digunakan untuk
melihat dan menikmati indahnya dunia.
Sudah menjadi kenyataan bahwa sebagian
besar bahkan semua peserta didik akan mengamalkan atau menggunakan sistem
belajar yang cepat,karena menurut mereka dunia sekarang ini memasuki zaman yang
serba instan tanpa ada sebuah proses yang berurutan dan jelas. Dan penyataan
itulah yang membuat mereka membuat presepsi bahwa belajar itu juga dibuat
instan yaitu dengan membuat suatu sistem balajar yang menurut mereka nyaman
tanpa memikirkan apakah sistem yang mereka ciptkan itu dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk mendapatkan seusatu bahkan memilikinya dan hanya bersifat
sesaat, seperti halnya sistem belajar kebut semalam yang artinya mereka belajar
hanya ketika akan dilakukan ulangan ataupun ujian. Mereka tidak memeikirkan
apakah sistem yang mereka lakukan itu sudah tepat efisien dan efektif? Yang
mereka pikirkan hanya bagaimana saya dapat mengingat pelajaran yang dulu secara
fresh.
Jika kita melakukan sebuah observasi ke
beberapa peserta didik hampir seluruhnya mengatakan bahwa sistem belajar kebut
semlam merupakan suatu sistem yang sangat efektif dan efisien, karena mereka
mengganggap ahwa dengan melakukan sistem ini mereka dapat lebih mengingat
pelajaran yang mereka pelajari untuk bahan uji. Dan mereka juga beranggapan
bahwa sistem belajar mengahafal dan menganalisis merupakan suatu sistem belajar
yang sangat bahkan super sulit untuk diterpakan dalam kehidupan kependidikan
mereka.
Yang jadi pertanyaan di sini adalah
apakah sistem yang seperti itu (sistem belajar kebut semalam) sudah tepat,
efektif, dan efisien jika digunakan dalam jangka panjang. Dan apakah ada dampak
negative yang akan disebabkan oleh cara belajar tersebut. Dari uraian di atas
pemakalah akan menganalisis apakah belajar dengan menggunakan alasan tersebut
sudah tepat, efektif, dan efisien serta dampak yang dapat terjadi.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan diangkat dari uraian di atas sebagai berikut:
1.
Apakah belajar itu?
2.
Bagaimana belajar itu
bisa terjadi?
3.
Factor-faktor yang
mempengaruhi belajar?
4.
Apa yang dimaksud
dengan system belajar kebut semalam dan dampak yang bisa terjadi?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari diangkatnya masalah di atas adalah:
1. Untuk
mengetahui definisi dari belajar.
2. Untuk
mengetahui bagaimana belajar itu bisa terjadi.
3. Untuk
mengetahui factor-faktor saja yang mempengaruhi belajar.
4. Untuk
mengetahui apa itu system belajar kebut semalam dan dampak-dampak yang akan
terjadi jika system itu diterapkan.
1.4
Batasan
masalah
Di sini pemakalah memberi batasan pada
masalahnya yaitu, pemakalah hanya membahas tentang definisi belajar, factor-faktor yang
mempengaruhi belajar, dan apa yang dimaksud dengan system belajar kebut semalam
dan dampak-dampaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
APA
BELAJAR ITU??
Kalau seandainya ditanyakan apakah
belajar itu?, maka jawaban yang kita dapatkan akan bermacam-macam. Hal yang
demikian ini terutama berakar pada kenyataan bahwa apa yang disebut perbuatan
belajar itu adalah bermacam-macam. Banyak aktivitas-aktivitas yang oleh hampir dapat disetujui kalau
disebut perbuatan belajar, seperti misalnya mendapatkan perbendaharaan
kata-kata baru, menghafal syair, menghafal nyanyian, dan sebagainya. Dan ada
beberapa kativitas yang tak begitu jelas pakah itu tergolong sebagai perbuatan
belajar; seperti misalnya: mendapatkan bermacam-macam sikap social (misalnya
prasangka), kegemaran, pilihan, dan lain-lainya. Selanjutnya ada beberapa hal
yang kurang berguna yang juga terbentuk pada individu, seperti misalnya tics,
gejala-gejala autistic, dan sebagainya, apakah hal-hal yang dikemukakan paling
akhir itu tergolong pada hal belajar, sukar untuk dikatakan.
Dari
uraian di atas dapat dipandang sebagai titik-titik yang dapat dipakai sebagai titik
berangkat dalam merumuskan definisi belajar. Merumuskan definisi mengenai
belajar yang menandai bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Karena itulah maka
definisi yang kita jumpai adlah banyak sekali mungkin sebanyak ahli yang
merumuskan.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa
belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang branggapan demikian
biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku
teks ataupun yang diajarkan oleh guru.
Dibawah ini dikemukakan beberapa
definisi yang dapat dipakai sebagai data untuk mencari inti pesoalnya (definisi
belajar). Cronbach di dalam bukunya Educational
Psychology menyatakan bahwa: learning
is shown by a chage in behavior as a result of experience[1].
Jadi menurut Cronbach belajar yang
sebaik-baiknya adlah dengan mengalami dan dlam mengalami itu si pelajar
mempergunakan pancainderanya. Sesuai dengan pendapat ini adalah pendapatnya Harold Spears. Spears[2]
menyatakan bahwa: learning is to observe,
to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction. Senada dengan apa yang dikemukakan Cronbach di atas itu ialah pendapat Mc Geoh yang menyatakan bahwa: learning
is a change in performance as a result of practice[3].
Selanjutnya definisi yang agak lebih eksplisit lagi yaitu dengan menunjuk yang
bukan belajar adalah definisi yang dikemukakan oleh Hilgard. Dia memberikan definisi sebagai berikut: learning is the process by which an
activity originates or is changed through training procedures (whether in
laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by
factors not attributable to training[4].
Semua definisi yang telah dikemukakan
itu adalah definisi yang berasal dari daerah Anglo Sksis, terutama Amerika
Serikat. Untuk lebih lengkapnya kiranya perlu pula dikemukakan definisi yang
dikemukakan oleh W. Stern, di dalam
bukunya Allgemeine Psychologie. Stern menyatakan bahwa: “learn” ist kennrnisserwerb durch
wiedurholte Darbeitungen, yang dalam arti luasnya juga meliputi der Ansignung neur Fertigkeiten durch
Wirnderholung die Rede (Stern, 1950:313).
Definisi-definisi yang telah dikemukakan
itu diberikan oleh ahli-ahli yang berbeda-beda pendiriannya, berlain-lainan
titik tolaknya. Kalau kita simpulkan definisi-definisi tersebut dan juga
definisi-definisi lainya maka kita dpatkan hal-hal pokok sebagai berikut:
a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam
arti behavioral changes, actual maupun potensial).
b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah
didapatkannya kecakapan baru (dalm arti Kenntnis dan Fertingkeit).
c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha
(dengan sengaja).
Di samping itu, ada pula sebagian orang
yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan
membaca dan menulis. Berdasrkan presepsi semacam ini, biasanya mereka akan
merasa cukup puas bila anak-anaknya telah mampu memperlihatkan keterampilan
jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat, dan
tujuan keterampilan tersebut. Untuk menghindari ketidaklengkapan presepsi
tersebut, berikut ini akan disajikan beberapa definisi presepsi dari para ahli
disertai komentar dan interpretasi seperlunya.
Skinner,
seperti yang dikutip Barlow (1985)
dalam bukunya Educarional Psychology: The Teaching-Leaching Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah
laku) yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam
pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah “…a
process of progressive behavior adaptation”. Berdasarkan eksperimennya, B. F. Skinner percaya bahwa proses
adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi
penguat (reinforcer).
Skinner,
seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar
berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa
timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus
(rangsangan) dengan respons. Namun patut dicatat bahwa definisi yang bersifat
behavioristik ini dibuat berdasarkan hasil eksperimen dengan menggunakan hewan,
sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
Chaplin
(1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam
rumusan. Rumusan pertama berbunyi: “…acquisition
of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and
experience” (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of acquiring responses as a result
of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-respons
sebagai akibat adanya latihan khusus).
Adapun pengertian belajar secara
kualitatif (tinjauan mutu) adalah prose memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa,
Belajar dalam arti ini difokuskan pada tercapainya daya fikir dan tindakan yang
berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi oleh
siswa.
Bertolak
dari definisi yang telah diutarakan tadi, secara umum belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individuyang relative menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa
perubahan tingkah laku yang timbul akibat kematangan fisik, keadaan mabuk,
lelah, dan jenuh tidal dapat dipandang sebagai proses belajar.
2.2
BAGAIMANA
BELAJAR ITU BISA TERJADI??
Begaimanakah
belajar itu terjadi, atau kalau dirumuskan cara lain, baimana proses belajar
itu terjadi, pastilah telah menjadi bahan pemikiran oleh setiap orang yang
memikirkan masalah belajar itu sejak zaman dahulu. Akan tetapi tidak semua
orang yang telah memikirkan soal ini telah merumuskan secara eksplisit.
Perumusan yang secra jelas yang mula-mula kiranya kita dapatkan pada para ahli
psikologi skolastik, yang kemudian dilanjutkan oleh ahli-ahli dari golongan
kontra reformasi. Selanjutnya kita dapatkan perumusan yang lebih jelas lagi
dari para ahli psikologi daya dan Herbart dan lain-lain ahli psikologi
asosiasi.
Menurut
pendapat aliran Skolastik, belajar itu pada hakikatnya ialang mengulang-ulang
bahan yang harus dipelajari. Ahli-ahli dari golongan kontrareformasi menyatakan
bahwa hakikatnya belajar merupakan melanjutkan dan mempertahankan apa yang
telah dirumuskan oleh ahli-ahli skolastik, jadi mereka menganggap sebagi ini
kegiatan belajar adalah ulangan.
Para
ahli dari aliran Psikologi Daya (Vermögenpsychologi,
the psychology of faculty) menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya
mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang, jadi daya berpikir akan meningkat
kalau pikiran itu berulang-ulang untuk lebih menginggat hal yang diulang-ulang.
Jadi menurut ahli psikologi daya ini padan hakikatnya belajar intinya itu juga
ulangan.
Herbart
menentang pendapat para ahli psikologi daya yang dipandang tidak bersifat
ilmiah, kaena psikologi day tersebut tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa.
Untuk itulah dia mengungkapkann teorinya yang dikenal dengan nama teori
tanggapan (Verstellngstheorie).
Menurut teori tanggapan inti belajar ialah sama saja yaitu ulangan; ulangan
untuk memutuskan tanggapan sesering mungkin ke dalam kesadaran.
2.3
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Belajar
sebagai proses atau aktivitas disyartakan oleh banyak sekali hal-hal atau
factor-faktor. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali
macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Untuk memudahkan
pembicaraan dapat dilakukan klasifikasi demikian:
1) Factor-faktor
yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongksn
menjadi 2 golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap ada, yaitu:
1) Factor-faktor non-sosial
Kelompok
factor-faktorini boleh dikatakan juga tak terbilang njumlahnya, seperti
misalnya: keadaan uadara, suhu udara, cuaca, waktu, dst.
2) Factor-faktor
social
Yang dimaksud
dengan factor-faktor social di sini adalah factor manusia (sesame manusia),
baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu disimpulkan, jadi tidak
langsung hadir.
2) Factor-faktor
yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan
menjadi 2 golongan, yaitu:
1) Factor-faktor
fisiologis
Factor ini masih
dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu:
·
Keadaan tonus jasmani
pada umumnya
·
Keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu terutama pancaindera
2) Factor-faaktor
psikologis
2.4
SISTEM
BELAJAR KEBUT SEMALAM DAN DAMPAKNYA
Pernah dengar istilah SKS? Kalo sahabat
anak kuliahan sih pasti ngiranya sistem kredit semester. Tapi SKS sekarang udah
punya nama lain yaitu Sistem Kebut Semalam atau Sistem Kebut Sejam(itu sihh
saya.. hehehe). Yup, SKS yang satu ini adalah sebuah sistem dimana kita belajar
semalam suntuk buat menghadapi ujian besoknya.
SKS alias Sistem Kebut Semalam sering
menjadi alternatif utama para pelajar maupun mahasiswa ketika menghadapi ujian
semester. Biasanya dilakukan oleh pelajar yang kurang memiliki minat belajar
secara rutin. Mereka belajar hanya ketika mau ada ulangan atau ujian sekolah.
Semalam suntuk berusaha mati-matian mempelajari materi yang berjubel banyaknya.
Pelajar dan mahasiswa sering panik saat
menghadapi ujian, apalagi jika belum sempat belajar. Dari pada pasrah,
detik-detik terakhir bisa dimanfaatkan untuk membaca-baca sampai terkadang
larut malam, inilah yang sering kita sebut sistem kebut semalam atau lebih
akrab kita panggil SKS, karena dalam kondisi panik otak lebih mampu mengingat
dengan baik. Situasi panik saat menghadapi ujian dapat memicu pelepasan hormon
stres yakni kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini diyakni mampu mengubah
mekanisme kerja hipokampus, bagian otak yang mengatur daya ingat dan kemampuan
mempelajari sesuatu.
Perubahan mekanisme yang disebut
epigenetic modification ini membuat susunan rantai Deoxyribo Nuceic Acid
(DNA) pada hipokampus seperti diprogram ulang. Jika biasanya sulitmengingat
atau memahami sesuatu, maka segalanya bisa tampak lebih mudah ketika sedang
panik.
Sebuah riset mengatakan, mempelajari
banyak materi dalam waktu semalam bisa jadi kurang efektif – setidaknya jika
ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak kita. Sejumlah
studi telah mengungkapkan bahwa mengatur waktu belajar dalam periode tertentu
jauh lebih eferktif ketimbang menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi
belajar.
Riset
Pertama :
Dr.
Doug Rohrer, pemimpin riset dari University
of South Florida dan koleganya, Dr.
Harold Pashler dari University of California, San Diego, AS,
meninjau beberapa studi tentang pengaruh pengaturan waktu terhadap kemampuan
mempertahankan informasi baru. Dikatakan, orang-orang yang belajar satu topik
secara berlebihan mungkin bisa mendapatkan nilai bagus ketika diujikan dalam
waktu dekat, namun nilai itu akan menurun ketika diujikan beberapa minggu atau
beberapa bulan kemudian.
Hal ini bisa jadi karena otak kita bosan
terhadap satu topik yang selalu kita ulang dan pelajari, lebih baik jika
sahabat muda tongkol mempelajari beberapa topik dan melakukan pengulangan
secara berkala. Biar pengetahuan baru kita bisa awet di dalam otak, tim Dr.
Rohrer berhasil menemukan sebuah cara jitu atas permasalahan ini. Jika kita
akan menghadapi ujian dalam 10 hari kedepan. Beri selang satu hari diantara
sesi belajar. Namun jika ingin mempertahankan informasi tersebut selama 6
bulan, beri selang satu bulan, baru ulangi pelajaran tersebut.
“Kita
sering mengalami, kenangan pahit di masa-masa sulit kadang lebih membekas
dibandingkan kenangan-kenangan indah,”
ungkap Prof Hans Reul, ahli
neurologi dari University of Bristol seperti dikutip dari Telegraph,
Senin (2/5/2011).
Riset
ke Dua :
Dalam sebuah penelitian di jurnal
Experimental Neurology, Prof Reul
mengatakan faktor stres yang dialami oleh seseorang menyebabkan
kenangan-kenangan buruk lebih mudah diingat. Mekanisme yang sama juga terjadi
saat panik, misalnya saat belajar semalam suntuk menjelang ujian.
Tidak semua pelajar dan mahasiswa bisa
sukses dengan cara belajar yang serba mendadak, namun Prof Reul mengatakan hasilnya bisa lebih efektif jika seseorang
mampu mengelola stres. Artinya, orang tersebut harus tetap fokus meski sedang
panik. Selain itu, mekanisme epigenetic modification hanya muncul sekali waktu
dan tidak akan efektif jika setiap saat selalu panik. Makin sering menghadapi
stres, otak akan beradaptasi sehingga lama-kelamaan kemampuan mengingatnya
tidak akan terpengaruh lagi.
Jadi, SKS ini ternyata tidak efektif
untuk dilakukan. Bayangkan aja, dalam waktu satu malam mahasiswa atau pelajar
harus mengingat semua materi, mending kalo yang diingat hanya beberapa lembar
kertas, tapi kalo satu buku?
Kesimpulannya,
pelajari materi itu jauh-jauh hari sebelum ujian tiba. Caranya dengan
mempelajari materi sedikit demi sedikit dan mengulanginya secara continue, sama
dengan peribahasa sedikit sedikit lama-lama menjadi bukit. Jika menemukan
materi yang sulit dipahami, jangan sungkan untuk menanyakannya pada guru atau
senior kita. Paling penting jangan lupa juga berdoa, agar diberi kemudahan
untuk mengerjakan setiap soal dengan baik.
SKS
punya sisi positif, yaitu:
Sedangkan dampak positif dari system
kebut semalam adalah siswa menjadi lebih serius dalam mempelajari dan memahami
materi yang akan diujiankan, walaupun hanya dalam semalam.Jika teman-teman juga
pernah mengalami hal yang sama. Mari bersama-sama kita tinggalkan cara ini.
Karena cara ini hanya akan menghambat kita untuk meraih prestasi yang lebih
tinggi, bahkan tertinggi.Jadi, pelajari materi itu jauh-jauh hari sebelum ujian
tiba. Caranya dengan mempelajari materi sedikit demi sedikit dan mengulanginya
secara kontinue. Jika menemukan materi yang sukar dipahami jangan sungkan tuk
menanyakannya pada guru atau senior kita. Agar kita paham setiap materi yang
kita pelajari. Yang terakhir dan paling penting jangan lupa tuk senantiasa
berdoa kepada Sang Pemberi Kemudahan, agar kita diberi kemudahan tuk
mengerjakan setiap soal dengan baik. Baiklah, selamat mencoba, semoga sukses
dalam menempuh ujian semester atau ujian nasional.
SKS
juga punya sisi negatifnya yaitu:
Peringatan ini penting buat pelajar atau
mahasiswa yang baru mau belajar semalam suntuk jika esok hari ada ujian.
Waspadalah, sistem belajar kebut semalam akan membuat otak panik yang jika
terus-terusan bisa berdampak pada gangguan memori. Gaya belajar kebut semalam
membuat fungsi otak terganggu karena otak menjadi kelelahan dan tidak bisa
menerima rangsangan dari luar. Hal ini karena jadwal otak yang harusnya
istirahat tapi dipaksa semalaman untuk terus bekerja, padahal saat jadwalnya
tidur otak mendapatkan protein untuk kinerjanya.
Jika seseorang terus menerus belajar
semalaman maka ia akan kurang tidur yang berdampak pada gangguan memori dan
mengganggu kerja dari otak. Kondisi otak yang kurang istirahat ini akan
memberikan dampak buruk pada tubuh seperti cemas, gelisah, stres, kurang
konsentrasi serta menurunkan sistem kekebalan tubuh. Serta memicu kelenjar di
otak untuk merangsang kortisol menjadi hiperaktif. Kortisol adalah hormon stres
yang bila jumlahnya berlebih dapat memicu gangguan-gangguan psikis.
Jika kondisi ini terus menerus terjadi
bisa membuat seseorang menjadi insomnia yang nantinya mempengaruhi kondisi
kesehatan baik secara fisik maupun psikis, serta membutuhkan penanganan khusus
agar bisa mengembalikan kualitas tidurnya.
Gaya belajar seperti itu mungkin bukan
yang terbaik untuk pelajar dan mahasiswa karena tidak memberikan manfaat bagi
otak. Untuk itu seseorang harus mengubah cara belajarnya agar menjadi lebih
efisien dan efektifSalah satu cara terbaik dalam belajar adalah mengulang,
mencicilnya sehingga tidak bertumpuk serta tidak menunda-nunda pelajaran.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan
agar belajar lebih efektif yaitu:
1)
Jika memiliki banyak
aktivitas di luar sekolah, cobalah belajar mengelola waktu sehingga pendidikan
tidak dikorbankan.
2)
Cobalah untuk menulis
kembali catatan dari kelas di rumah, hal ini akan membantu otak mengingat
kembali pelajaran di kelas sehingga membuat otak lebih mudah menyimpannya
sebagai memori.
3)
Buatlah catatan dengan
bahasa yang lebih mudah dipahami, catatan yang dimiliki tidak harus rapi tapi
yang penting bisa dimengerti dengan baik.
4)
Jika ada sesuatu yang
mengganggu pikiran, cobalah untuk mengajukan pertanyaan di kelas dan membuat
catatan.
5)
Buatlah rangkuman
mengenai hal-hal penting ke dalam catatan kecil setiap selesai satu bab
pelajaran sehingga lebih mudah untuk dipelajari.
6)
Cobalah mengetes diri
sendiri tentang materi-materi yang sudah dipelajari. Hal ini baik untuk
meningkatkan kemampuan mengingat dan memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari
pembahasan dapat disimpulkan bahwa belajar dalam arti ini difokuskan pada
tercapainya daya fikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi oleh siswa. Dan yang dimaksud
dengan belajar itu sendiri merupakan kegiatan mengulang-ulang suatu hal
(pelajaran) dengan tujuan untuk mengingat-ingat dalam artian ulangan.
Factor
yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:
a. Factor-faktor
yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongksn
menjadi 2 golongan dengan catatan bahwa overlapping tetap ada, yaitu:
1) Factor-faktor non-sosial
Kelompok
factor-faktorini boleh dikatakan juga tak terbilang njumlahnya, seperti
misalnya: keadaan uadara, suhu udara, cuaca, waktu, dst.
2) Factor-faktor social
Yang
dimaksud dengan factor-faktor social di sini adalah factor manusia (sesame
manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu disimpulkan,
jadi tidak langsung hadir.
b. Factor-faktor
yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan
Ragam factor dan
unsure-unsurnya
|
||
Internal siswa
|
Eksternal Siswa
|
Pendekatan
|
1. Aspek
fisiologis:
a. Tonus
jasmani
b. Mata
dan telinga
2. Aspek
osikologis:
a. Inteligensi
b. Sikap
c. Minat
d. Bakat
e. Motivasi
|
1. Lingkungan
social
a. Keluarga
b. Guru
dan staf
c. Masyarakat
d. Teman
2. Lingkungan
non-sosial:
a. Rumah
b. Sekolah
c. Peralatan
d. Alam
|
1. Pendekatan
tinggi
a. Speculative
b. Achieving
2. Pendekatan
menengah
a. Analytical
b. Deep
3. Pendekatan
rendah
a. Reproductive
b. Surface
|
Sistem Kebut Semalam sering menjadi
alternatif utama para pelajar maupun mahasiswa ketika menghadapi ujian
semester. Biasanya dilakukan oleh pelajar yang kurang memiliki minat belajar
secara rutin. Mereka belajar hanya ketika mau ada ulangan atau ujian sekolah.
Semalam suntuk berusaha mati-matian mempelajari materi yang berjubel banyaknya.
Dalam system ini terdapat dampak positif dan negatifnya.
3.2
SARAN
Makalah ini masih jauh dari sempurna.
Penulis menyarankan bagi para pembaca. Diharapkan setelah adanya makalah ini,
para pembaca dapat menggunakan maklah ini sebagai acuan untuk meneruskan
makalah ini lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi
Belajar. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
·
Suryabrata,
B.A., M.A, Ed.S., Ph.D., Drs. Sumadi.2007.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta:
PT Raja
Grafindo Persada
·
http://akibat-belajar-sks-sistem-kebut-semalam.html
TUGAS PENGANTAR PENDIDIKAN
BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM KEBUT SEMALAM

Di susun oleh:
Ida Safitriah (1251259)
PRODI
PENDIDIKAN MATEMATIKA 2012-B
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PGRI JOMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
![]() |
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah. Makalah ini
dibuat untuk membantu para pembaca mengetahui lebih jelas bagaimana belajar
dengan menggunakan sistem kebut semalam.
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau pun tidak langsung
terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu,
diharapkan para pembaca memaklumi apa yang kami lakukan. Kemungkinan Anda ragu
atau tak ragu mengikuti bahan ajar kami, itu merupakan bukan masalah bagi kami,
dan ini semua bukan kesalahan dari buku atau literatur, sumbernya dan
lain-lain. Melainkan hanya keterbatasan kami untuk mengelola dari sumber-sumber
yang akurat tersebut.
Akhir kata, penulis
menyadari bahwa makalah ini
belum sempurna. Untuk itu saran dan kritik
akan penulis hargai.
Jombang,
Januari 2013
Penulis
![]() |
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................. 3
1.3 Tujuan................................................................................................. 4
1.4 Batasan Masalah................................................................................. 4
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................... 5
2.1 Apa Belajar Itu??................................................................................ 5
2.2 Bagaimana Belajar Bisa
Terjadi??...................................................... 8
2.3 Faktor Yang
Mempengaruhi Belajar.................................................. 9
2.3 Sistem Belajar Kebut
Semalam dan Dampaknya.............................. 10
BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 16
3.2 Saran.................................................................................................. 17
DAFTAR
PUSTAKA
![]() |
|||
![]() |
Langganan:
Komentar (Atom)